Inilah Pengobatan Alternatif Hepatitis C

HEPATITIS C merupakan penyakit yang menurunkan kualitas hidup. Indonesia menempati peringkat ketiga penderita hepatitis terbanyak di dunia setelah India dan China dengen jumlah penderita diperkirakan 30 juta orang mengidap hepatitis B dan C. Mengingat pentingnya bahaya penyakit ini, maka tiap tanggal 28 Juli diperingati sebagai Hari Hepatitis Dunia.

Hepatitis berarti pembengkakan pada hati. Secara umum ada tujuh macam virus yang dapat menyebabkan munculnya penyakit hepatitis yang disebut Hepatitis A, B, C, D, E, F dan G. Namun dari ketujuh virus itu, yang paling sering menyebabkan infeksi adalah virus Hepatitis A, B, C dan E.

Hepatitis C mempunyai tingkat keparahan yang paling tinggi dibanding Hepatitis A dan B. Virus hepatitis C adalah virus yang secara genetik amat variatif dan memiliki angka mutasi tinggi, sehingga memungkinkan generasi virus yang beraneka ragam. Akibatnya belum ada vaksin yang berhasil dibuat untuk mencegah infeksi virus hepatitis C.

Banyak macam dari virus Hepatitis C. Dalam banyak kasus, virus yang masuk ke dalam tubuh, mulai hidup di dalam sel hati, mengganggu aktivitas normal dari sel tersebut, lalu menggunakan mesin genetik dalam sel untuk menduplikasi virus Hepatitis C kemudian menginfeksi sel lain yang sehat.

Infeksi virus Hepatitis C (VHC) telah menjadi suatu pandemi atau wabah global. Menurut WHO, orang yang terkena VHC lebih banyak daripada yang terinfeksi virus HIV. Virus Hepatitis C sangat pandai merubah dirinya dengan cepat. Secara genetik ia amat variatif dan memiliki angka mutasi tinggi, sehingga memungkinkan generasi virus yang beraneka ragam. Sekarang ini ada sekurang-kurangnya enam tipe utama dari virus Hepatitis C (yang sering disebut genotipe) dan lebih dari 50 subtipenya.

Genotipe tidak menentukan seberapa parah dan seberapa cepat perkembangan penyakit Hepatitis C, akan tetapi genotipe tertentu mungkin tidak merespon sebaik yang lain dalam pengobatan.

Hal ini merupakan alasan mengapa tubuh tidak dapat melawan virus dengan efektif. Akibatnya belum ada vaksin yang berhasil dibuat untuk mencegah infeksi virus hepatitis C.

FAKTA

  • 15% dari kasus infeksi Hepatitis C adalah akut, artinya secara otomatis tubuh membersihkannya dan tidak ada konsekwensinya. Sayangnya 85% dari kasus, infeksi Hepatitis C menjadi kronis dan secara perlahan merusak hati bertahun-tahun. Dalam waktu tersebut, hati bisa rusak menjadi sirosis (pengerasan hati), stadium akhir penyakit hati dan kanker hati.
  • Sirosis terjadi pada 10-20 persen penderita hepatitis C kronik, dan kanker hati terjadi pada 1-5 persen penderita hepatitis C kronik dalam waktu 20-30 tahun. Serta sekitar 90 persen orang yang baru terinfeksi penyakitnya akan terus berkembang menjadi infeksi kronik.
  • Sekitar 75 persen orang yang terinfeksi hepatitis C tidak memiliki gejala saat pertama kali didiagnosis, dan 25 persen sisanya mengeluh kelelahan
  • Di seluruh dunia diperkirakan ada sekitar 130-170 juta orang yang terkena hepatitis C, dan sekitar 70-80 persen menjadi infeksi kronis.
  • Hepatitis C tewaskan lebih banyak orang daripada HIV.

GEJALA :

Mayoritas orang yang menderita Hepatitis C tidak merasakan dan tidak menunjukkan gejala. Bahkan mereka tidak tahu dan tidak menyadari karena penyakit tersebut tidak menunjukkan gejala yang spesifik di tahap awal.

Gejalanya baru muncul setelah penyakit itu parah, kerusakan hati muncul atau lebih dari 10 tahun kemudian. Atau baru diketahui melalui tes medis rutin. Kalau pun ada, tidak spesifik. Gejala yang muncul tidak bisa langsung dikorelasikan dengan hepatitis. Karena sifatnya sebagai Infeksi terselubung (silent infection) itulah, maka seolah gejalanya seringkali terlewatkan.

Penyakit ini membutuhkan waktu lama untuk jadi parah, sekitar 30-40 tahun. Sirosis hati minimal butuh 20-30 tahun, kanker hati berkembang 20-30 tahun.

Dengan gejala-gejala yang samar, kita harus mewaspadai bila ada gejala-gejala seperti dibawah ini karena kadang dapat menyebabkan kondisi akut pada hati dengan gejala-gejala yang berlangsung selama beberapa minggu, seperti:

>>  Lelah hingga kelelahan ekstrim atau kelelahan kronis

>>  Mual, mules, muntah, hilang selera makan / kehilangan nafsu makan yang buruk

>>  Sakit / nyeri perut

>>  Nyeri otot, nyeri sendi atau demam

>>  Nyeri di daerah hati

>>  Urin menjadi gelap

>>  Kulit atau mata menjadi kuning (jaundice) jarang terjadi.

>>  Pada tahap awal infeksi, kondisi kulit dan mata yang menguning jarang terjadi.

>>  Adanya peningkatan kadar enzim di hati pada awal diagnosis.

PENYEBAB

  • Disebabkan oleh virus Hepatitis C (HCV= Hepatitis C virus) yang harus diperangi, karena paling sering berkembang menjadi kronis. Virus Hepatitis C masuk ke sel hati, menggunakan mesin genetik dalam sel untuk menduplikasi virus Hepatitis C, kemudian menginfeksi banyak sel lainnya.

DAMPAK

  • Dalam beberapa kasus,Hepatitis C dapat menyebabkan peningkatan enzim tertentu pada hati, yang dapat dideteksi pada tes darah rutin. Walaupun demikian, beberapa penderita Hepatitis C kronis mengalami kadar enzim hati fluktuasi ataupun normal.
  • Meskipun demikian, sangat perlu untuk melakukan tes jika anda pikir anda memiliki resiko terjangkit Hepatitis C atau jika anda pernah berhubungan dengan orang atau benda yang terkontaminasi. Satu-satunya jalan untuk mengidentifikasi penyakit ini adalah dengan tes darah.
  • Infeksi dan peradangan hati kronis yang bisa berujung pada sirosis. Sirosis terjadi pada 10-20 persen penderita hepatitis C kronik.
  • Kanker hati yang merupakan penyebab tersering transplantasi hati, terjadi pada 1-5 persen penderita hepatitis C kronik dalam waktu 20-30 tahun.
  • Sekitar 80 persen orang yang baru terinfeksi penyakitnya akan terus berkembang menjadi infeksi kronik.

PENULARAN

  • Melalui kontak langsung dengan darah atau produknya (berdarah karena terpotong atau mimisan, darah menstruasi).
  • Jarum, alat tindak, atau alat tajam lainnya yang terkontaminasi
  • Perlengkapan pribadi : sikat gigi, alat cukur atau alat manicure).
  • Resiko terinfeksi Hepatitis C melalui hubungan seksual lebih tinggi pada orang yang mempunyai lebih dari satu pasangan.
  • Jarang terjadi dari ibu yang terinfeksi Hepatitis C ke bayi yang baru lahir atau anggota keluarga lainnya. Namun jika sang ibu juga penderita HIV positif, resiko menularkan Hepatitis C sangat lebih memungkinkan.
  • Ibu menyusui tidak menularkan Hepatitis C.
  • Hepatitis C tidak ditularkan melalui pelukan, jabat tangan, bersin, batuk, berbagi alat makan dan minum, kontak biasa, atau kontak lainnya yang tidak terpapar oleh darah.
  • Seorang yang terinfeksi Hepatitis C dapat menularkan ke orang lain 2 minggu setelah terinfeksi pada dirinya.
  • Lewat darah yang jalan utama infeksinya berasal dari transfusi darah atau produk darah yang belum diskrining (pemeriksaan), saling tukar jarum suntik oleh pengguna narkoba suntik (injecting drug user/IDU), heroin, serta jarum atau alat tato dan tindik yang tidak steril.
  • Spa ikan bisa tularkan HIV dan Hepatitis C

PENCEGAHAN

  • Proses transfusi darah harus melewati screening terhadap kemungkinan adanya virus hepatitis C untuk mencegah penularan.
  • Teh hijau bisa menangkal Hepatitis B, dimana Flavonoid yang terkadung dalam teh hijau bisa mencegah virus hepatitis C (HCV) masuk ke hati.
  • Ekstra hati-hati bila ada darah, jangan sampai terkena darah orang lain.

PENGOBATAN

  • Penggunaan obat untuk menyembuhkan infeksi hepatitis C memerlukan waktu yang sangat lama. Infeksi akan benar-benar dapat dipulihkan dalam dua atau tiga tahun menjalani pengobatan.
  • Jika obat-obatan standar hepatitis C tersebut ditambahkan dengan suplemen vitamin B12 maka kombinasi pengobatan ini mampu meningkatkan kemampuan tubuh untuk menjauhkan virus penyebab penyakit tersebut.
  • Penelitidari National Cancer Institute Amerika Serikat menemukan, kopi bisa memperlambat perkembangan penyakit hati pada penderita hepatitis C kronis. Diketemukan pasien yang minum 3 cangkir atau lebih kopi per hari berisiko 53% lebih rendah mengalami perkembangan penyakit hati dibandingkan mereka yang tidak minum kopi.
  • Konsumsi makanan sehat dan hindari alkohol. Alkohol akan memperparah kerusakan hati anda, baik anda dalam pengobatan ataupun tidak
  • Istirahat cukup dan menjalankan olah raga yang rutin.

TERAPI HERBAL & ALTERNATIF

Selain Anda bisa menggunakan pengobatan medis standar, Anda juga bisa menggunakan pengobatan pelengkap untuk mengurangi gejala dan meminimalkan efek samping obat. Sehingga diharapkan penderita mendapat pengurangan kelelahan, peningkatan kekebalan tubuh dan perbaikan fungsi saluran pencernaan.

Beberapa pengobatan pelengkap yang bisa menjadi pilihan Anda:

1. Tanaman bunga Milk thistle (Silybum marianum) diyakini dapat mengurangi peradangan hati dan mempunyai efek antivirus terhadap infeksi hepatitis C. Selain itu juga bisa mengurangi kadar virus hepatitis C di tubuh pasien yang tidak merespon terhadap interferon. Herbal ini dinyatakan sangat aman, dengan efek samping yang sangat sedikit.

2. Akar licorice (Glycyrrhiza glabra) bisa mengurangi komplikasi hepatitis C (termasuk kanker hati) dan memperbaiki fungsi hati. Akar licorice bisa dikonsumsi sendiri atau dipadukan dengan herbal lain. Dalam sebuah studi, pasien yang mengonsumsi kombinasi akar licorice, milk thistle dan beberapa herbal lainnya mengalami perbaikan jumlah enzim-enzim hati (penanda kerusakan hati dan peradangan).

3. Ekstrak timus diambil dari kelenjar timus sapi diyakini meningkatkan kekebalan tubuh pasien hepatitis C. Akan tetapi, belum cukup studi untuk mengkonfirmasi teori ini.

4. Ginseng, selainmeningkatkan kekebalan tubuh juga bisa membantu fungsi hati. Akan tetapi, belum ada studi spesifik yang melihat manfaat ginseng pada pasien hepatitis C.

5. Lactoferrin merupakan protein yang ditemukan pada susu. Komponen ini juga terdapat pada air mata dan air ludah. Beberapa studi kecil telah menemukan bahwa saat dikonsumsi sebagai suplemen diet, lactoferrin bisa menurunkan kadar virus hepatitis C dalam darah dan memperbaiki fungsi hati.

6. Pengobatan lain termasuk pijat, chiropractic, akupunktur dan terapi relaksasi. Meskipun terapi ini belum diteliti melalui studi ilmiah, beberapa pasien melaporkan mengalami pengurangan rasa sakit, dan dirasakan dapat membantu mengurangi efek samping yang ditimbulkan pengobatan medis standar.

Sumber : HealthDetik.com, medicastore.com, Mayoclinic, republika.co.id, mediaindonesia.com